Jurnalis Sulteng Menyelami Intuisi Digital Lewat AI

“Puluhan Jurnalis di Sulawesi Tengah mencoba langkah baru dengan perlahan menanggalkan cara lama dan menyambut tekhnologi dari Kecerdasan Buatan

Outentik– Jurnalis dari berbagai media di Negeri 1000 megalith tersebut menyelami bagaimana intuisi digital dapat menjadi sekutu. Bukan pesaing untuk  menyampaikan kebenaran di tengah hiruk-pikuk arus informasi.

Bukan hanya alat, melainkan cermin refleksi potensi baru untuk diksi yang lebih kaya dan sebagai bank data. Itulah, yang dipelajari oleh puluhan jurnalis, bahwa hal ini bukan semata bukan hanya pembekalan tekhnis semata ataupun pengenalan alat (tools) AI.

Bak menemukan jalan pintas di hutan lebat, tetapi tak menanggalkan integritas. Selama dua hari mempelajari dan memahami, AI hadir menjadi tangan kedua jurnalis. Mulai dari merangkai fakta, visualisasi, hingga menyisir data.

AI tak sekadar menyingkat waktu kerja. Ia mampu membaca pola yang mungkin terlewat oleh mata manusia, membuka wawasan baru dalam analisis, dan bahkan memberikan sudut pandang segar dalam menulis berita.

Namun, seperti pedang bermata dua, teknologi ini juga memerlukan kebijaksanaan.

Inisiasi AMSI Sulteng dan DSLNG

Pelatihan dengan nama Klinik Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk Redaksi ini diselenggarakan oleh PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG) dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Tengah.

Peserta diajarkan sejumlah tools AI yang ada seperti mencari data, mengubah teks menjadi audio dan video, serta sejumlah tools AI lainnya yang diajarkan oleh AI Media Specialist, Apni Jaya Putra sebagai narasumber.

Hal ini pun menjadi kolaborasi terbaru dari berbagai program peningkatan kapasitas jurnalis yang dilaksanakan PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG) sejak dimulainya Proyek DSLNG di Sulawesi Tengah pada 2011.

“Suatu kehormatan dan kebanggaan bagi PT Donggi-Senoro LNG menjadi bagian dari pelopor klinik AI di Indonesia, menjadi perusahaan pertama yang menginisiasi dan menyelenggarakan klinik AI di Indonesia bersama AMSI Sulawesi Tengah,” ucap External Communication Supervisor DSLNG, Rahmat Azis.

Menurutnya, DSLNG patut berbangga karena menjadi bagian penting dari sejarah transformasi AI di industri media di Indonesia, dan selalu hadir sebagai mitra kuat dan terdepan bagi peningkatan kapasitas komunitas jurnalis Sulawesi Tengah, untuk saling mendukung dan menguatkan. “Sesuai tujuan kami untuk tumbuh bersama dan memberi dampak bagi kemajuan jurnalisme di Indonesia dan khususnya bagi Sulawesi Tengah. Terima kasih untuk partisipasi kita sekalian dalam Klinik AI ini, terima kasih untuk AMSI Sulawesi Tengah dan narasumber istimewa kita, Bapak Apni Jaya Putra untuk membagi ilmu berharganya,” tutup Rahmat.

AI bukanlah pengganti kreativitas manusia, melainkan pelengkap. Layaknya seorang musisi yang menggunakan instrumen modern untuk menghasilkan nada yang indah, para jurnalis Sulteng diajak untuk melihat AI sebagai mitra dalam menciptakan harmoni antara fakta dan emosi.

“Jika digunakan untuk pengembangan bisnis, maka AI bisa mempermudah kita untuk menjangkau banyak hal, termasuk untuk pengembangan viewer, engagement, pendapatan asdsense dan sebagainya, tools-tools inilah yang akan diajarkan oleh pemateri Apni Jaya,” ujar Abdee.

Namun, pelatihan ini juga tidak menutup mata pada risiko. Dalam diskusi yang berlangsung hangat, para jurnalis berbagi kekhawatiran tentang etika dalam penggunaan AI. Bagaimana memastikan bahwa teknologi ini tidak dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi palsu? Bagaimana menjaga agar jurnalis tetap menjadi penjaga kebenaran, bukan sekadar operator mesin? “AI bisa sangat membantu, tetapi tanpa pengawasan yang bijak, ia juga bisa menjadi bumerang,” ujar Apni Jaya Putra, Narasumber Klinik AI.

Babak Baru Jurnalisme Sulteng

Di penghujung pelatihan, para jurnalis merasa seperti membuka lembaran baru. Mereka kini memiliki alat yang memungkinkan mereka bekerja lebih cerdas, tetapi dengan tanggung jawab yang lebih besar pula.

“Intuisi digital ini bukan berarti kita kehilangan sentuhan manusia. Justru ini adalah peluang untuk memperkuat cerita kita dengan data yang lebih tajam dan perspektif yang lebih luas,” ucap Wahono seorang peserta kegiatan.

Jurnalis Sulteng kini berada di garis depan revolusi digital.  Mereka percaya, di tangan yang tepat, teknologi bukanlah ancaman, melainkan pelita yang menerangi jalan menuju masa depan. Dengan AI, mereka melangkah pasti, membuktikan bahwa jurnalisme tetap relevan di era digital.

Dewan Pers sendiri akam segera mengeluarkan pedoman resmi terkait penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam praktik jurnalisme di Indonesia. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa teknologi AI dapat dimanfaatkan secara bijak tanpa mengurangi esensi dari kerja jurnalistik, yaitu akurasi, keadilan, dan etika.

Pedoman ini juga diharapkan dapat mencegah penyalahgunaan teknologi, seperti produksi berita palsu atau manipulasi informasi yang dapat merugikan masyarakat.

Sebagian artikel ini di support oleh AI

Komentar