Tambang di Morut Diberhentikan, Buntut Banjir Bandang

OUTENTIK-Diduga akibat aktivitas pertambangan di hulu milik PT Bumanik, Desa Malino, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, dilanda banjir bandang sejak Selasa hingga Rabu (19–20/8/2025).

Kepala Dinas ESDM Sulteng, Ajenkris, mengungkapkan bahwa Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid telah memerintahkan penghentian sementara seluruh aktivitas pertambangan di wilayah tersebut.

“Ini diduga diakibatkan tambang di Hulu oleh pemegang IUP PT. Bumanik, sehingga banjir bandang di perkampungan Desa Malino Petasia Timur Morut,” kata Ajenkri, Rabu (20/8/2025).

Menurutnya, perusahaan tidak boleh beroperasi sebelum membuat solusi konkret, termasuk saluran dan gorong-gorong sesuai arahan gubernur.

“Untuk sementara perusahaan tidak boleh beroperasi sebelum membuat saluran dan gorong-gorong sesuai arahan bapak Gubernur Anwar Hafid kepada kami dan akan dipantau langsung Kacabdis ESDM wilayah Kabupaten Morowali dan Morut,” ujarnya.

Gubernur Anwar Hafid sendiri meninjau langsung lokasi banjir bandang di Desa Malino pada Rabu pagi. Di hadapan warga, ia menegaskan penghentian aktivitas tambang hingga perusahaan bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan.

“Semua aktivitas tambang saya minta dihentikan sampai perusahaan benar-benar bertanggung jawab atas bencana yang terjadi. Jangan sampai masyarakat yang menanggung kerugian,” tegas Anwar Hafid.

Berdasarkan laporan warga, banjir bandang dipicu jebolnya jalan hauling milik PT Bumanik di sekitar Jembatan 6 yang tidak mampu menahan derasnya hujan.

Luapan air bercampur lumpur menghantam pemukiman, merendam jalan utama desa, serta menghanyutkan beberapa rumah, termasuk rumah Kepala Dusun I dan sejumlah kos-kosan.

Data BPBD Provinsi Sulawesi Tengah mencatat banjir bandang tersebut berdampak pada 12 KK atau 48 jiwa, termasuk tiga bayi dan tiga lansia. Dua unit rumah mengalami rusak berat, dan seluruh warga terdampak mengungsi.

Meski demikian, tidak ada korban jiwa.BPBD bersama aparat desa dan pemerintah daerah telah melakukan assessment, berkoordinasi lintas instansi, dan menyalurkan bantuan darurat. Kebutuhan mendesak yang diperlukan warga meliputi sembako, perlengkapan bayi, air bersih, terpal, tenda, dan toilet portable.

Hingga siang hari, air telah surut dan warga mulai melakukan pembersihan.

Gubernur menegaskan pemerintah provinsi akan turun bersama BPBD dan aparat setempat untuk menangani kondisi darurat sekaligus memastikan perusahaan tambang tidak lari dari tanggung jawab.

“Kerugian masyarakat ini harus segera diselesaikan. Saya bicara langsung, bukan lagi masyarakat. Perusahaan harus hadir dan bertanggung jawab,” ujarnya.

Dalam kunjungannya, Anwar Hafid juga berkoordinasi dengan camat, aparat desa, serta masyarakat agar penanganan dilakukan cepat, termasuk pemulihan akses jalan dan pemenuhan kebutuhan mendesak warga terdampak.

Komentar