Garda Bandhawa, Bibit Midfielder Dari Kelurahan Nunu

OUTENTIK-Di lorong tidak terlalu lebar Jalan Beringin, Kelurahan Nunu, Kecamatan Tatanga, gema impian seorang bocah menggema.

Dia adalah Garda Bandhawa, si bungsu dari empat bersaudara, yang lahir dari pasangan Nur dan Faruk. Bocah kelas V SDN 8 Palu ini menjadikan sepak bola bukan sekadar hobi, tetapi bahasa jiwa dan detak napas.

Sejak kecil, Garda telah jatuh hati pada si kulit bundar. Lapangan menjadi altar ia menari bersama bola, memeluk mimpi dengan kaki kecil yang tak kenal lelah.

“Iye sudah dari kelas 1 SD,” jelasnya.

Di posisi gelandang, Garda bukan sekadar penghubung antar lini. Ia menjadi jembatan, pengatur irama permainan layaknya dirigen dalam orkestra.

Ia mengidolakan Riski Ridho, bek muda Timnas Indonesia, karena ketenangan permainannya. yang Sementara dari luar negeri, ia memilih Pedri, maestro muda Spanyol yang menari di tengah tekanan.

“Ia Riski Rido karena permainannya tenang sekali,” tuturnya.

Kini Garda memperkuat Persipal Junior, kawah candradimuka tempat bibit muda ditempa. Bersama timnya, ia telah menorehkan tinta kemenangan di berbagai turnamen, termasuk Liga TopSkor, seolah ingin berkata, usia muda bukan batas, tapi kesempatan untuk bermimpi setinggi tribun stadion.

“Ada berapa turnamen, kayak kemarin liga top skor. Kami juga sudah ke luar kota,”tuturnya.

Dalam tubuh mungil Garda, tersimpan nyala api yang tak padam. Si kecil dari Kelurahan Nunu ini tak hanya sedang bermain bola, ia sedang menyulam takdir mengejar hari esok dengan sepatu yang penuh lumpur dan hati yang penuh harapan.

“Kami selalu dukung anak anak, semoga cita citanya jadi pemain sepak bola profesional dapat terwujud,” ucap Nur, Ibu Garda.

Dan siapa tahu, suatu hari nanti, nama Garda Bandhawa akan bersanding di papan skor dunia. Sebab dari gang sempit itu, sedang tumbuh satu bintang yang menolak redup.

“Jalannya masih panjang, karena masih SD. Insyaallah kami sebagai orang tua akan memberikan pendidikan yang baik,” kata Nur.

Komentar